Bitcoin Semakin Membumi
Saat ini, lonjakan harga uang kepingan Bitcoin yang sangat signifikan sepanjang tahun 2017 diprediksi akan semakin tak terbendung pada tahun 2018 ini. Bahkan ada yang memperkirakan bisa mencapai Rp 814 juta.
Tahun 2017 kemarin menjadi masa pembuktian bagi Bitcoin sebagai cryptocurrency yang paling diperhitungkan saat ini. Salah satu klimaksnya terjadi saat mata uang digital tersebut behasil mencatat rekor tertinggi dengan nilai USD 19.796 (Rp 268 Juta) pada 17 Desember lalu.
Para ahli keuangan banyak yang memprediksi bahwa dengan pencapaian tersebut, Bitcoin berpotensi mencatatkan nilai yang jauh lebih tinggi lagi di tahun 2018.
Ternyata hal tersebut diungkapkan oleh Mohammad Tayeb selaku COO Medicalchain, sebuah platform penyedia layanan medis berbasis blockchain. Prediksi dengan jangka waktu yang lebih panjang dilontarkan oleh Jeremy Epstein, CEO Never Stop Marketing, startup firma pemasaran berbasis Blockchain.
Sudah tak bisa dipungkiri, pertumbuhan nilai Bitcoin pada 2017 memang bisa dibilang fantastis. Walaupun begitu, kritik terhadap cryptocurrency ini yang dianalogikan sebagai ‘gelembung’ (karena terus terbang tinggi namun dapat ‘meletus’ kapan saja) masih cukup melekat pada mata uang digital tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh Armindo Araújo, Kepala Divisi Finansial dari NATIXIS, bank asal Prancis. “Ya, Bitcoin merupakan ‘gelembung’. Permintaan terhadapnya akan terus membuatnya terus naik dan naik, dan saya cukup penasaran kapan ini akan terus terjadi,” katanya.
Armindo mengatakan bahwa terdapat tiga faktor yang membuat Bitcoin bukanlah ‘gelembung’, yaitu terbatasnya pasokan Bitcoin yang saat ini hanya ada 21 juta keping. Pemberitaan media serta minat investor membuat orang-orang akan tetap membelinya, dan kapitalisasinya yang masih sangat kecil dibandingkan investasi konvensional.
Dumont dan Tayeb pun memiliki pandangan bahwa Bitcoin serta mata uang digital lain akan terus berkembang di masa yang akan datang.
Tahun 2017 kemarin menjadi masa pembuktian bagi Bitcoin sebagai cryptocurrency yang paling diperhitungkan saat ini. Salah satu klimaksnya terjadi saat mata uang digital tersebut behasil mencatat rekor tertinggi dengan nilai USD 19.796 (Rp 268 Juta) pada 17 Desember lalu.
Para ahli keuangan banyak yang memprediksi bahwa dengan pencapaian tersebut, Bitcoin berpotensi mencatatkan nilai yang jauh lebih tinggi lagi di tahun 2018.
Ternyata hal tersebut diungkapkan oleh Mohammad Tayeb selaku COO Medicalchain, sebuah platform penyedia layanan medis berbasis blockchain. Prediksi dengan jangka waktu yang lebih panjang dilontarkan oleh Jeremy Epstein, CEO Never Stop Marketing, startup firma pemasaran berbasis Blockchain.
Sudah tak bisa dipungkiri, pertumbuhan nilai Bitcoin pada 2017 memang bisa dibilang fantastis. Walaupun begitu, kritik terhadap cryptocurrency ini yang dianalogikan sebagai ‘gelembung’ (karena terus terbang tinggi namun dapat ‘meletus’ kapan saja) masih cukup melekat pada mata uang digital tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh Armindo Araújo, Kepala Divisi Finansial dari NATIXIS, bank asal Prancis. “Ya, Bitcoin merupakan ‘gelembung’. Permintaan terhadapnya akan terus membuatnya terus naik dan naik, dan saya cukup penasaran kapan ini akan terus terjadi,” katanya.
Armindo mengatakan bahwa terdapat tiga faktor yang membuat Bitcoin bukanlah ‘gelembung’, yaitu terbatasnya pasokan Bitcoin yang saat ini hanya ada 21 juta keping. Pemberitaan media serta minat investor membuat orang-orang akan tetap membelinya, dan kapitalisasinya yang masih sangat kecil dibandingkan investasi konvensional.
Dumont dan Tayeb pun memiliki pandangan bahwa Bitcoin serta mata uang digital lain akan terus berkembang di masa yang akan datang.
Posting Komentar untuk "Bitcoin Semakin Membumi"