Penjelasan ahli kenapa harga bitcoin naik
Harga bitcoin akan kembali bangkit dari masa suram tahun lalu.
CEO Galaxy Digital, sebuah bank pedagang crypto, Michael Novogratz, mengatakan, harga bitcoin akan meningkat berkali lipat dalam 18 bulan ke depan.
Dilanisr dari CNN yang dikutip dari Kontan, Novogratz yang merupakan mantan bankir Goldman Sachs ini memperkirakan pada 2021, harga bitcoin akan menembus level tertinggi sepanjang masa yakni sebesar 20.000 dollar AS.
"Setelah beberapa kali jatuh, bitcoin selalu bangkit kembali," kata dia.
Salah satu cryptocurrency tersebut saat ini bernilai sekitar 6.000 dollar AS.
Harga sebesar itu melonjak dari posisi akhir tahun lalu yang cuma senilai 3.100 dollar AS.
Selain itu, Novogratz juga tidak yakin bahwa bitcoin akan kembali jatuh ke posisi terendah seperti di tahun lalu.
Kecuali, ada peretasan dahsyat terhadap pertukaran kripto atau perubahan regulasi secara mendadak.
"Dibutuhkan sesuatu sebesar itu untuk kembali menghancurkan kepercayaan investor terhadap bitcoin," kata Novogratz.
Keyakinan investor tampaknya juga tak banyak berpengaruh meski sejumlah pelanggaran keamanan mata uang kripto muncul ke permukaan.
Misalnya saja harga bitcoin tetap naik meskipun ada berita bahwa peretas berhasil mencuri bitcoin senilai 40 juta dollar AS dari Binance, sebuah perusahaan yang berbasis di Taiwan.
Di sisi lain, Novogratz mendesak bursa crypto untuk dibebaskan dalam mengatur diri sendiri. Hal ini untuk meningkatkan keamanan dan menanamkan kepercayaan pada bitcoin.
Halving Day
Wacana Halving Day Bitcoin tahun 2020 digadang-gadang akan menaikan harga bitcoin.
Soal Halving Day Bitcoin menjadi pembicaraan di komunitas cryptocurrency di Indonesia.
Mengenai harga bitcoin bakal naik saat Halving Day Bitcoin setelah Founder dan CEO Indodax meramalkan harga bitcoin naik seperti Halving Day pada tahun 2016.
Gabriel Rey, CEO bursa kripto Triv.co.id dan Tpro.co.id, yakin tren bullish Bitcoin akan terjadi menembus harga 20.000 dolar AS per bitcoin atau BTC yang sebelumnya terbentuk pada Desember 2017.
Inilah harga puncak Bitcoin sejak kemunculannya pada awal 2009.
"Saya prakirakan, jika Bitcoin pada tahun 2020 bisa naik di atas 6.000 dolar AS, maka bullish akan terjadi dengan sasaran 25.000 dolar AS," kata Rey, Sabtu (16/3/2019).
Menurut Rey, secara fundamental bitcoin semakin kuat, seperti hadirnya Fidelity Digital Asset, Lightning Network, Bakkt, dan masih banyak lagi.
"Jika terjadi FOMO (fear of missing opportunity), maka akan lebih besar daripada FOMO pada tahun 2017. Lagipula pengguna bitcoin sekarang jauh lebih banyak,” kata Rey yang telah berkecimpung di dunia Bitcoin sejak 2014 ini.
Namun Rey mengingatkan, harga Bitcoin masih akan bearish pada tahun ini apabila belum mampu breakout dari level 6.000 dolar AS.
Saat ini, bitcoin masih bergerak sideways di kisaran 3.000 dolar AS hingga 4.000 dolar AS.
Kepada investor Bitcoin, Rey menyarankan agar membeli bitcoin ketika harga di atas 6.000 dolar AS.
“Saya menyarankan, kalau mau aman belilah Bitcoin ketika harga di atas 6.000 dolar AS. Tetapi, bagi yang risk taker, kalau mau entry sekarang juga tak masalah, toh harga sudah turun 90 persen. Kalaupun turun lagi, paling besar 5 persen (menjadi 95 persen). Namun ini dibarengi dengan capital gain yang lebih besar,” katanya.
Halving Day mengacu pada konsep baku di bitcoin, yaitu imbalan (reward) per blok kepada miner yang berkurang sebanyak setengah.
Ini terjadi setiap empat tahun sekali atau setiap 210.000 blok.
Pengurangan ini akan berdampak pada ketersediaan Bitcoin secara keseluruhan, sehingga Bitcoin berpotensi akan menjadi lebih mahal, karena memungkinkan demand melebihi supply yang ada di market.
Dengan kata lain, jumlah suplai bertambah, tetapi lebih kecil daripada sebelumnya.
Ingat, jumlah Bitcoin dibatasi maksimal hanya 21 juta unit. Per 15 Maret 2019, yang beredar sekitar 17.589.650 unit.
CEO Galaxy Digital, sebuah bank pedagang crypto, Michael Novogratz, mengatakan, harga bitcoin akan meningkat berkali lipat dalam 18 bulan ke depan.
Dilanisr dari CNN yang dikutip dari Kontan, Novogratz yang merupakan mantan bankir Goldman Sachs ini memperkirakan pada 2021, harga bitcoin akan menembus level tertinggi sepanjang masa yakni sebesar 20.000 dollar AS.
"Setelah beberapa kali jatuh, bitcoin selalu bangkit kembali," kata dia.
Salah satu cryptocurrency tersebut saat ini bernilai sekitar 6.000 dollar AS.
Harga sebesar itu melonjak dari posisi akhir tahun lalu yang cuma senilai 3.100 dollar AS.
Selain itu, Novogratz juga tidak yakin bahwa bitcoin akan kembali jatuh ke posisi terendah seperti di tahun lalu.
Kecuali, ada peretasan dahsyat terhadap pertukaran kripto atau perubahan regulasi secara mendadak.
"Dibutuhkan sesuatu sebesar itu untuk kembali menghancurkan kepercayaan investor terhadap bitcoin," kata Novogratz.
Keyakinan investor tampaknya juga tak banyak berpengaruh meski sejumlah pelanggaran keamanan mata uang kripto muncul ke permukaan.
Misalnya saja harga bitcoin tetap naik meskipun ada berita bahwa peretas berhasil mencuri bitcoin senilai 40 juta dollar AS dari Binance, sebuah perusahaan yang berbasis di Taiwan.
Di sisi lain, Novogratz mendesak bursa crypto untuk dibebaskan dalam mengatur diri sendiri. Hal ini untuk meningkatkan keamanan dan menanamkan kepercayaan pada bitcoin.
Halving Day
Wacana Halving Day Bitcoin tahun 2020 digadang-gadang akan menaikan harga bitcoin.
Soal Halving Day Bitcoin menjadi pembicaraan di komunitas cryptocurrency di Indonesia.
Mengenai harga bitcoin bakal naik saat Halving Day Bitcoin setelah Founder dan CEO Indodax meramalkan harga bitcoin naik seperti Halving Day pada tahun 2016.
Gabriel Rey, CEO bursa kripto Triv.co.id dan Tpro.co.id, yakin tren bullish Bitcoin akan terjadi menembus harga 20.000 dolar AS per bitcoin atau BTC yang sebelumnya terbentuk pada Desember 2017.
Inilah harga puncak Bitcoin sejak kemunculannya pada awal 2009.
"Saya prakirakan, jika Bitcoin pada tahun 2020 bisa naik di atas 6.000 dolar AS, maka bullish akan terjadi dengan sasaran 25.000 dolar AS," kata Rey, Sabtu (16/3/2019).
Menurut Rey, secara fundamental bitcoin semakin kuat, seperti hadirnya Fidelity Digital Asset, Lightning Network, Bakkt, dan masih banyak lagi.
"Jika terjadi FOMO (fear of missing opportunity), maka akan lebih besar daripada FOMO pada tahun 2017. Lagipula pengguna bitcoin sekarang jauh lebih banyak,” kata Rey yang telah berkecimpung di dunia Bitcoin sejak 2014 ini.
Namun Rey mengingatkan, harga Bitcoin masih akan bearish pada tahun ini apabila belum mampu breakout dari level 6.000 dolar AS.
Saat ini, bitcoin masih bergerak sideways di kisaran 3.000 dolar AS hingga 4.000 dolar AS.
Kepada investor Bitcoin, Rey menyarankan agar membeli bitcoin ketika harga di atas 6.000 dolar AS.
“Saya menyarankan, kalau mau aman belilah Bitcoin ketika harga di atas 6.000 dolar AS. Tetapi, bagi yang risk taker, kalau mau entry sekarang juga tak masalah, toh harga sudah turun 90 persen. Kalaupun turun lagi, paling besar 5 persen (menjadi 95 persen). Namun ini dibarengi dengan capital gain yang lebih besar,” katanya.
Halving Day mengacu pada konsep baku di bitcoin, yaitu imbalan (reward) per blok kepada miner yang berkurang sebanyak setengah.
Ini terjadi setiap empat tahun sekali atau setiap 210.000 blok.
Pengurangan ini akan berdampak pada ketersediaan Bitcoin secara keseluruhan, sehingga Bitcoin berpotensi akan menjadi lebih mahal, karena memungkinkan demand melebihi supply yang ada di market.
Dengan kata lain, jumlah suplai bertambah, tetapi lebih kecil daripada sebelumnya.
Ingat, jumlah Bitcoin dibatasi maksimal hanya 21 juta unit. Per 15 Maret 2019, yang beredar sekitar 17.589.650 unit.
Posting Komentar untuk "Penjelasan ahli kenapa harga bitcoin naik"