Harga Cabai Makin Pedas
Menjelang perayaan Iduladha, harga cabai mengalami lonjakan tinggi. Jika sebelumnya Rp 50 ribu sudah dianggap mahal, tapi sekarang mencapai Rp 70 ribu per kilogram.
Sejumlah konsumen yang notabenenya ibu-ibu mengeluhkan hal ini. Menurut itu, kenaikan menjelang hari besar telah membudaya. Harga tersebut nyaris mendekati daging sapi yang dijual dengan kisaran Rp 110 ribu. “Rasanya setiap mau Lebaran atau Natalan pasti naik. Walaupun saya tidak ikut Lebaran, tetap saja kena imbasnya," keluh warga Sangatta Selatan, Kristina (43) saat ditemui di pasar.
Padahal, harga normal biasanya hanya berkisar Rp 30–40 ribu. Namun mendekati perayaan, kenaikan terasa signifikan. Belum diketahui alasan pasti, seperti yang dikatakan salah satu pedagang di Pasar Sangatta Selatan, Surtiyah (61). Dia menilai, harga dari tengkulak sudah tergolong tinggi. Jadi, dia harus menjual di atas rata-rata.
"Saya saja beli modalnya mahal, jadi mau tidak mau saya jual mahal juga," terang perempuan berhijab itu.
Akibat meroketnya harga cabai di sejumlah pasar selama sepekan terakhir itu berimbas terhadap menurunnya daya beli masyarakat hingga 50 persen. Kenaikan tersebut dirasa terus merangkak. Dan belum diketahui hingga kapan harga itu stabil.
Sejumlah pedagang menduga kenaikan terjadi akibat minimnya suplai dari distributor maupun petani. "Biasanya cuaca sangat berpengaruh. Sehingga stok berkurang, harga melonjak," tuturnya.
Jika dipantau, harga kebutuhan pangan lainnya relatif stabil. Seperti harga beras, daging ayam ras segar, daging sapi, bawang merah ukuran sedang, cabai merah besar, tomat, telur, dan sayuran. "Kalau yang lain murah aja. Hanya cabai yang mahal. Mudahan cepat turun," harapnya.
Sejumlah konsumen yang notabenenya ibu-ibu mengeluhkan hal ini. Menurut itu, kenaikan menjelang hari besar telah membudaya. Harga tersebut nyaris mendekati daging sapi yang dijual dengan kisaran Rp 110 ribu. “Rasanya setiap mau Lebaran atau Natalan pasti naik. Walaupun saya tidak ikut Lebaran, tetap saja kena imbasnya," keluh warga Sangatta Selatan, Kristina (43) saat ditemui di pasar.
Padahal, harga normal biasanya hanya berkisar Rp 30–40 ribu. Namun mendekati perayaan, kenaikan terasa signifikan. Belum diketahui alasan pasti, seperti yang dikatakan salah satu pedagang di Pasar Sangatta Selatan, Surtiyah (61). Dia menilai, harga dari tengkulak sudah tergolong tinggi. Jadi, dia harus menjual di atas rata-rata.
"Saya saja beli modalnya mahal, jadi mau tidak mau saya jual mahal juga," terang perempuan berhijab itu.
Akibat meroketnya harga cabai di sejumlah pasar selama sepekan terakhir itu berimbas terhadap menurunnya daya beli masyarakat hingga 50 persen. Kenaikan tersebut dirasa terus merangkak. Dan belum diketahui hingga kapan harga itu stabil.
Sejumlah pedagang menduga kenaikan terjadi akibat minimnya suplai dari distributor maupun petani. "Biasanya cuaca sangat berpengaruh. Sehingga stok berkurang, harga melonjak," tuturnya.
Jika dipantau, harga kebutuhan pangan lainnya relatif stabil. Seperti harga beras, daging ayam ras segar, daging sapi, bawang merah ukuran sedang, cabai merah besar, tomat, telur, dan sayuran. "Kalau yang lain murah aja. Hanya cabai yang mahal. Mudahan cepat turun," harapnya.
Posting Komentar untuk "Harga Cabai Makin Pedas"