Kisah tanah Lada yang terlupakan
Tanah Lada bukanlah sekedar sebutan namun sangat beralasan menentukan status harkat martabat Bumi Lampung dimasa lalu dalam satu bait syair lagu "Lada karet kupi jadi Pumansan" dan
"Tani tukun sangon jak jebi tanoh lappungku tanoh lada," lagu Sungkay yang diciptakan Fath Syahbudin.Dalam lagu tanoh Lada itu Kanjeng Andy Ahmad Sampurna Jaya menyanyikan dengan sangat bangga di atas tembok besar China,saya berusaha mengutip literasi sumber China tentang 7 ,pelayaran besar Laksmana Cheng Ho.
Berikut ini kutipan literasi yang saya fokuskan hanya berkaitan dengan sejarah Lampung:
"Bagi bangsa China lada menjadi bumbu untuk penyedap makanan mereka.(A preliminary study of the influence of Zheng He's voyages to the west east of the south east asian countries,journal of nationalities university)
Dari 191 komoditas "Barang yang paling banyak diimpor adalah lada"(the Chinese on their path to the oceans,Hai Chao publishing)
"Perkebunan lada di Sumatera dan Jawa dengan cepat berkembang karena adanya permintaan dari pasar China.Perdagangan lada juga meningkatkan status Banten dan Sunda Kalapa(Batavia) menjadi pusat perdagangan lada(Journal of Zheng He Research,1996 hal 10,Nanjing Zeng He research society)
" Secara jelas kaisar Yong Le mendukung Cheng Ho dengan mengizinkan perdagangan swasta dengan lebih dulu menerbitkan aturan dalam perdagangan lada dan emas"
(When Chinese Ruled the Seas,hal 88)
Banyak pelabuhan yang sering disinggahi armada Cheng Ho menjadi penting,contohnya dengan adanya satu depot resmi (Guanchang)di Malaka,Palembang menjadi pusat perdagangan regional.(Ming Taizhu Shilu:factual record of Ming Taizu's reign,Peking Library collecting,hal 1277)
"Setelah pelayaran terakhir yang ke tujuh ditahun 1433 pelayaran dengan skala besar dihentikan Kaisar Ming mengeluarkan surat perintah yang melarang semua pelayaran dan menerapkan satu kebijakan anti perdagangan luar negeri.Sejak itu China menutup diri dari dunia luar selama hampir 500tahun (Zheng He epic hal 10)
Dari kutipan-kutipan diatas dapat disimpulkan hubungan perdagangan China di negeri laut selatan bagian barat saat masa pelayaran Cheng Ho 1405-1433 dalam kurun waktu 28 tahun sangat berpengaruh besar dalam peradaban nusantara khususnya Lampung pada tahun 1407 pelayaran kedua dia menangkap perompak Chen Zu Yi atas perintah Kaisar Ming yang menggangu stabilitas perdagangan perairan Sumatera dan Selat Malaka.yang bisa disimpulkan masa paksi pak tukket pedang yang sedang menghadapi ancaman luar biasa perompak tersebut.
yang begitu ganas.Jauh sebelum Belanda tiba untuk membeli lada pada tahun 1596 dan terjalinnya hubungan erat dengan kesultananan Banten sebagai pusat perdagangan lada Lampung sehingga menimbulkan persaingan dagang dengan kesultanan Palembang atas lada Lampung Sultan Maulana Muhammad memutuskan menyerang Palembang dan gugur dibenteng kuto besak.Begitu besar devisa yang dihasilkan dalam perdagangan lada lampung atas kejayaan kesultanan Banten.
"Tani tukun sangon jak jebi tanoh lappungku tanoh lada," lagu Sungkay yang diciptakan Fath Syahbudin.Dalam lagu tanoh Lada itu Kanjeng Andy Ahmad Sampurna Jaya menyanyikan dengan sangat bangga di atas tembok besar China,saya berusaha mengutip literasi sumber China tentang 7 ,pelayaran besar Laksmana Cheng Ho.
Berikut ini kutipan literasi yang saya fokuskan hanya berkaitan dengan sejarah Lampung:
"Bagi bangsa China lada menjadi bumbu untuk penyedap makanan mereka.(A preliminary study of the influence of Zheng He's voyages to the west east of the south east asian countries,journal of nationalities university)
Dari 191 komoditas "Barang yang paling banyak diimpor adalah lada"(the Chinese on their path to the oceans,Hai Chao publishing)
"Perkebunan lada di Sumatera dan Jawa dengan cepat berkembang karena adanya permintaan dari pasar China.Perdagangan lada juga meningkatkan status Banten dan Sunda Kalapa(Batavia) menjadi pusat perdagangan lada(Journal of Zheng He Research,1996 hal 10,Nanjing Zeng He research society)
" Secara jelas kaisar Yong Le mendukung Cheng Ho dengan mengizinkan perdagangan swasta dengan lebih dulu menerbitkan aturan dalam perdagangan lada dan emas"
(When Chinese Ruled the Seas,hal 88)
Banyak pelabuhan yang sering disinggahi armada Cheng Ho menjadi penting,contohnya dengan adanya satu depot resmi (Guanchang)di Malaka,Palembang menjadi pusat perdagangan regional.(Ming Taizhu Shilu:factual record of Ming Taizu's reign,Peking Library collecting,hal 1277)
"Setelah pelayaran terakhir yang ke tujuh ditahun 1433 pelayaran dengan skala besar dihentikan Kaisar Ming mengeluarkan surat perintah yang melarang semua pelayaran dan menerapkan satu kebijakan anti perdagangan luar negeri.Sejak itu China menutup diri dari dunia luar selama hampir 500tahun (Zheng He epic hal 10)
Dari kutipan-kutipan diatas dapat disimpulkan hubungan perdagangan China di negeri laut selatan bagian barat saat masa pelayaran Cheng Ho 1405-1433 dalam kurun waktu 28 tahun sangat berpengaruh besar dalam peradaban nusantara khususnya Lampung pada tahun 1407 pelayaran kedua dia menangkap perompak Chen Zu Yi atas perintah Kaisar Ming yang menggangu stabilitas perdagangan perairan Sumatera dan Selat Malaka.yang bisa disimpulkan masa paksi pak tukket pedang yang sedang menghadapi ancaman luar biasa perompak tersebut.
yang begitu ganas.Jauh sebelum Belanda tiba untuk membeli lada pada tahun 1596 dan terjalinnya hubungan erat dengan kesultananan Banten sebagai pusat perdagangan lada Lampung sehingga menimbulkan persaingan dagang dengan kesultanan Palembang atas lada Lampung Sultan Maulana Muhammad memutuskan menyerang Palembang dan gugur dibenteng kuto besak.Begitu besar devisa yang dihasilkan dalam perdagangan lada lampung atas kejayaan kesultanan Banten.
Posting Komentar untuk "Kisah tanah Lada yang terlupakan"