11 Kebiasaan Orang Tua yang Tanpa Sadar Menyakiti Anak - Navigasi News
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

11 Kebiasaan Orang Tua yang Tanpa Sadar Menyakiti Anak

Ada banyak hal yang dilakukan orang tua ternyata menyakiti anak mereka.

Ada banyak masukkan dari orang-orang untuk membesarkan anak dengan benar.

Namun, semua masukkan tersebut bisa menimbulkan kontroversial.

Ternyata dalam membesarkan anak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Jangan sampai salah langkah, jika tak mau Anda menyakiti sang buah hati.

Dikutip Bright Side, seorang dokter dan psikolog telah menganalisis daftar kebiasaan orang tua yang kerap mereka lakukan namun justru menyakiti anak mereka.

Apa saja kebiasaan tersebut ?

1. Menggelitik Anak


Kebiasaan menggelitiki anak kerap dilakukan orang dewasa saat ingin membuat anak tertawa hingga terbahak-bahak.

Namun, menurut peneliti dari University of California menemukan beberapa tahun lalu, jika menggelitik tidak menyebabkan sensasi bahagia.

Menggelitik ternyata tidak menimbulkan kebahagiaan sama dengan lelucon.

Tertawa anak hanya sebuah ilusi tawa bahagia.

Anak akan refleks tertawa jika mendapat perlakuan ini.

Hampir semua orang juga tertawa jika tergelitik, namun jika anak.

Mereka akan terus tertawa meski dia membenci digelitiki.

2. Menempatkan mainan di tempat tidur


Mainan bayi di tempat tidur (brightside.me)
Tidak semua orang tua menyadari bagaimana anak tidur dengan baik.

Bayi atau anak hanya perlu menggunakan kasur yang bagus, seprai bersih, dan selimut kecil jika suhu kamar terlalu dingin.

Bantal kadang digunakan, itupun yang berukuran kecil dan datar.

Beberapa peneliti bahkan menyebut jika anak masih bayi tidak perlu menggunakan bantal.

Anak-anak juga tidak memerlukan dekorasi khusus untuk tempat tidur mereka.

Mainan di dalam kasur saat anak tidur berpotensi mengganggu tidur anak.

Kemungkinan mereka dapat terbangun karena pernapasan mereka terganggu.

3. Menggunakan lampu tidur saat anak tertidur


Menggunakan cahaya redup di kamar sepanjang malam bukanlah hal yang baik.

Hormon pertumbuhan yang diproduksi sebagian besar terjadi saat tidur.

Lebih baik jika anak tidur dalam kondisi gelap gulita.

Berbeda jika cahaya malam yang masuk ke ruangan kamar.

Ahli saraf di Ohio State University menjelaskan jika sebagian besar warna cahaya lampu mengganggu ritme sirkadian manusia, termasuk anak-anak.

4. Mengguncang bayi


Mengguncang bayi untuk tidur
Beberapa orang tua seringkali kesulitan menidurkan bayi, lalu mereka mengguncangkan bayi.

Terkadang mereka membutuhkan waktu lama namun bayi belum juga tertidur.

Dokter anak mengklaim jika kebiasaan ini akan merusak jam tidur bayi.

Biasakan cari masalah mengapa bayi masih belum terlelap.

Bisa saja bayi Anda masih dalam kondisi lapar, popok basah, bising, atau pakaian tidak nyaman.

Hal-hal eksternal ini mungkin yang menyebabkan anak tak segera tidur.

Jangan terlalu lama menggucang anak.

5. Menjauhkan cermin pada anak


Ada mitos jika anak harus dijauhkan dengan cermin agar terhindar dari sakit.

Namun mitos ini sangatlah konyol.

Menurut Dokter Suzy Green, pendiri The Positivity Institute menjelaskan jika cermin justru harus didekatkan dengan anak.

Anak dianjurkan untuk bermain dengan diri mereka sendiri menggunakan cermin.

Hal ini membantu perkembanan kesadaran diri.

Pada usia yang berbeda, anak akan menunjukkan reaksi yang berbeda dengan bayangan mereka sendiri di cermin.

Ini adalah pengalaman yang menarik dan positif bagi mereka.

6. Menjaga anak selalu di lingkungan bersih (Bright Side)

Keberisihan memang sangat penting.

Namun melindungi anak agar selalu bersih juga buruk untuk perkembangan anak.

Lingkungan bersih memperlambat pembentukkan sistem kekebalan yang kuat.

Sistem tersebut biasanya digunakan untuk melawan infeksi dan alergi seperti pernafasan hingga kulit.

Kebiasaan fatal orang tua adalah terlalu sering membersihkan rumah dan kerap melarang anak menyentuh barang apapun.

Bahkan menyentuh hewan peliharaan mereka.

Sebenarnya, semakin dini anak dikenalkan dengan alergen potensial (hal yang berpotensi menyebabkan alergi) semakin cepat sistem kekebalan tubuh terbentuk.

7. Mengajarkan anak menggunakan toilet terlalu dini (Bright Side)

Jangan berharap anak bisa menggunakan pispot di usia satu setengah tahun.

Pada usia tersebut, anak belum bias bereaksi dengan baik terhadap sinyal tubuh termasuk dalam urusan pencernaan.

Menurut ahli Urologi anak, cepat atau lambat anak akan mengendalikan sinyal diri.

Pada saat itulah, anak bisa menggunakan toilet.

8. Membiarkan anak berjalan tanpa alas kaki di permukaan datar


Anak mulai berjalan rata-rata di usia satu tahun.

Pada masa itu, beberapa orang tua bergegas ke toko membelikan sepatu atau membiarkan anak berjalan di lantai datar.

Meski belum ada kesepakatan mana yang baik, para ahli menyarankan anak untuk berjalan di permukaan datar.

Sangat bagus jika anak langsung berjalan di atas pasir atau rumput.

Dengan cara ini, otot kaki akan berkembang dengan baik.

9.Memaksa anak habiskan makanan yang banyak (Bright Side)

Banyak nenek yang sedih melihat cucunya tak pernah menghabiskan makanan mereka.

Bahkan orang tua akan memaksa anak untuk menghabiskan makanan hingga piring bersih.

Baiknya bukan berusaha memberi makan anak sebanyak-banyaknya dalam satu waktu.

Beri makan anak sedikit namun sering.

Sistem pencernaan anak belum bisa bekerja maksimal.

Mereka hanya membutuhkan satu makan dan satu minum.

10. Menyuapi anak

Profesor kesehatan masyarat di Universitas Swansea menegaskan agar orang tua tidak selalu membantu anak untuk makan.

Cobalah membiarkan anak untuk makan sendiri jika mereka sudah bisa menggunakan sendok.

Anak yang makan sendiri cenderung memiliki kemampuan untuk mengatur ritme mengunyah versi mereka sendiri.

Ia juga bisa mempelajari rasa setiap makanan yang melewati lidah mereka.

11. Memaksa anak untuk berbagi


Pada anak usia 2 tahun , anak memperlakukan diri mereka sendiri sebagai otokoh utama.

Semua hal yang ada di depan mereka adalah milik mereka.

Hal ini membuat mereka beranggapan jika ada orang yang mengambil barang dari dirinya dianggap sebagai pengganggu.

Sayangnya hanya sedikit orang tua yang membiarkan pola tersebut.

Mereka memaksa anak untuk berbagi dan tidak pelit.

Namun jika hal ini dikomunikasikan dengan salah, anak akan tumbuh dengan tidak mendengarkan keinginan mereka.

Bisa saja mereka akan menjadi orang yang tidak bisa berkata 'tidak' demi kepentingan orang lain.