Jokowi Sindir Petani yang Suka Tanam Sawit dan Karet - Navigasi News
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jokowi Sindir Petani yang Suka Tanam Sawit dan Karet

Presiden Joko Widodo blak-blakan menyindir para petani yang hanya menanami lahannya dengan komoditas tertentu seperti sawit dan karet. Hal tersebut disampaikan Jokowi langsung di hadapan para petani yang tergabung dalam Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

Menurut Jokowi, para petani seharusnya bisa fokus untuk mencari komoditas yang memiliki ceruk pasar besar. Jokowi sendiri menilai bahwa lahan Indonesia memiliki peluang besar untuk ditanami buah-buahan tropis.

"Kita juga harus fokus memilih komoditas yang memiliki nilai yang tinggi dan memiliki ceruk pasar yang besar," ujar Jokowi kala membuka acara The 2nd Asian Agriculture & Food Forum di Istana Negara pada Kamis (12/3) hari ini. "Komoditasnya dipilih betul-betul. Komoditas jangan yang itu-itu saja."

Lebih lanjut, Jokowi menyebut buah-buahan tropis sebagai salah satu komoditas yang menjanjikan. Namun, pada kenyataannya banyak petani yang hingga kini masih menggarap sawit dan karet. Saat harganya jatuh, banyak petani yang akhirnya terdampak.

"Apa ada sih, saya mau tanya ada yang memiliki 10 ribu ha yang hanya ditanami buah tropis di negara kita? Yang banyak sekarang ini kita tanamnya sawit, ya kan, karet," jelas Jokowi. "Dari dulu itu-itu saja yang ditanam. Sawit, karet, nanti pas harganya turun kaya sekarang karet turun, sakit bareng-bareng."

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut pun menjelaskan bahwa jika urusan pertanian dikelola dengan membuat klaster penanaman, maka keuntungan pun bisa dicapai. Jokowi menyebut bahwa banyak negara lain yang meminati buah tropis Indonesia seperti manggis, namun pasokannya kurang.

""Buah tropis ini sebetulnya yang diminati oleh negara-negara lain itu banyak. Permintaan yang datang ke saya banyak, misalnya manggis. Ada salah satu, salah dua lah, urus manggis. Permintaan banyak tapi barangnya nggak ada," ungkap Jokowi. "Banyak sekali permintaan tapi barangnya nggak ada. Kita mau bicara apa. Dari Timur Tengah, Eropa, dari Tiongkok, tapi barangnya nggak ada. Mestinya kan ada."

Oleh sebab itu, Jokowi meminta agar para anggota HKTI memiliki kebun manggis. Dengan demikian, pasokannya dapat terjamin apabila ada permintaan dari luar negeri.

"Dari HKTI satu dua yang memiliki kebun manggis. Tidak usah banyak-banyak lah, tidak usah 100 ribu ha, tapi 5 ribu ha. Minta lahan segitu kan mudah. Asal jangan di Jawa," pungkas Jokowi. "Masih banyak lahan kita tapi ya disampaikan ini mau kita tanami ini manggis dengan cara ini."