Jangan Meremehkan Orang Lain, Segini Penghasilannya, Bisa-bisa Kamu Malu Sendiri
Jangan pernah meremeh orang lain. Betapa seringnya kita melihat seseorang dari luarnya, atau dari penampilannya saja, kita sering kali beranggapan kita lebih baik dari mereka, dan mereka tidak ada apa-apanya dibanding kita.
Seperti halnya kita memandang profesi seorang tukang sayur, tentu kita sangat sering bukan melihat seseorang yang terlihat biasa-biasa saja dalam menjalani profesinya, kemudian kita menganggapnya bahwa profesi mereka hanyalah rendahan dengan penghasilan yang sangat minim.
Namun mulai saat ini seharusnya kita lebih berhati-hati dalam memandang seseorang, jangan sampai karena pandangan kita yang keliru tentang seseorang tersebut justru hanya akan membuat kita malu.
Seperti kisah dari tukang sayur di Jakarta ini (dikutip dari halaman Facebook).
Sebut saja namanya Mawar atau biasa dipanggil dengan Mbak War, wanita yang beberapa tahun yang lalu memutuskan untuk mengadu nasib di Ibu Kota.
Mbak War sudah sangat paham bahwa hidup di kota pasti tak semudah yang ia bayangkan, apalagi berkaca dari para tetangganya yang terlebih dahulu mencoba mengadu nasib di Ibu Kota, namun nyatanya mereka tak membawa hasil apapun.
Namun Mbak War tak punya pilihan lain, tuntutan hidup lah yang memaksanya harus tetap pergi ke Jakarta.
Referensi pihak ketiga
Saat kali pertama menginjakkan kaki di Jakarta, Mbak War tak pernah terpikir akan menjadi tukang sayur seperti sekarang ini.
Karena dari awal ia memang mendapat tawaran kerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta, dari salah satu tetangganya.
Setelah mengalami pahit getir hidup di Jakarta, bergonta-ganti pekerjaan karena merasa kurang cocok, bahkan tak jarang harus menahan lapar karena belum adanya kepastian pekerjaan untuknya, bagi Mbak War itu adalah cara Tuhan melatih dirinya agar lebih bersyukur, dan bersabar dalam menjalani kehidupan.
Tapi itu dulu, dengan kesabarannya Mbak War akhirnya menemukan jalan rezekinya yaitu berjualan sayur keliling.
Menurut Mbak War, profesi ini cukup menjanjikan meski tak jarang orang-orang sering memandangnya sebelah mata.
Referensi pihak ketiga
Namun Mbak War telah membuktikannya, dengan kesabarannya, setiap hari ia bisa menyisihkan 200 hingga 300 ribu rupiah atau sebulannya ia bisa mendapatkan keuntungan 6 hingga 9 juta rupiah dari profesinya sebagai pedagang sayur keliling.
Bahkan dari kerja kerasnya ia tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan pribadinya, namun ia juga mampu membantu perekonomian keluarga, serta menyekolahkan kedua anaknya, ungkap Mbak War yang telah menjanda selama hampir lima tahun itu.
Mulai saat ini mari sama-sama belajar untuk berprasangka baik karena tidak menutup kemungkinan, orang lain yang kita anggap rendah tersebut justru hidup mereka lebih memberikan makna bagi orang-orang yang ada disekitar mereka.
Seperti halnya kita memandang profesi seorang tukang sayur, tentu kita sangat sering bukan melihat seseorang yang terlihat biasa-biasa saja dalam menjalani profesinya, kemudian kita menganggapnya bahwa profesi mereka hanyalah rendahan dengan penghasilan yang sangat minim.
Namun mulai saat ini seharusnya kita lebih berhati-hati dalam memandang seseorang, jangan sampai karena pandangan kita yang keliru tentang seseorang tersebut justru hanya akan membuat kita malu.
Seperti kisah dari tukang sayur di Jakarta ini (dikutip dari halaman Facebook).
Sebut saja namanya Mawar atau biasa dipanggil dengan Mbak War, wanita yang beberapa tahun yang lalu memutuskan untuk mengadu nasib di Ibu Kota.
Mbak War sudah sangat paham bahwa hidup di kota pasti tak semudah yang ia bayangkan, apalagi berkaca dari para tetangganya yang terlebih dahulu mencoba mengadu nasib di Ibu Kota, namun nyatanya mereka tak membawa hasil apapun.
Namun Mbak War tak punya pilihan lain, tuntutan hidup lah yang memaksanya harus tetap pergi ke Jakarta.
Referensi pihak ketiga
Saat kali pertama menginjakkan kaki di Jakarta, Mbak War tak pernah terpikir akan menjadi tukang sayur seperti sekarang ini.
Karena dari awal ia memang mendapat tawaran kerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta, dari salah satu tetangganya.
Setelah mengalami pahit getir hidup di Jakarta, bergonta-ganti pekerjaan karena merasa kurang cocok, bahkan tak jarang harus menahan lapar karena belum adanya kepastian pekerjaan untuknya, bagi Mbak War itu adalah cara Tuhan melatih dirinya agar lebih bersyukur, dan bersabar dalam menjalani kehidupan.
Tapi itu dulu, dengan kesabarannya Mbak War akhirnya menemukan jalan rezekinya yaitu berjualan sayur keliling.
Menurut Mbak War, profesi ini cukup menjanjikan meski tak jarang orang-orang sering memandangnya sebelah mata.
Referensi pihak ketiga
Namun Mbak War telah membuktikannya, dengan kesabarannya, setiap hari ia bisa menyisihkan 200 hingga 300 ribu rupiah atau sebulannya ia bisa mendapatkan keuntungan 6 hingga 9 juta rupiah dari profesinya sebagai pedagang sayur keliling.
Bahkan dari kerja kerasnya ia tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan pribadinya, namun ia juga mampu membantu perekonomian keluarga, serta menyekolahkan kedua anaknya, ungkap Mbak War yang telah menjanda selama hampir lima tahun itu.
Mulai saat ini mari sama-sama belajar untuk berprasangka baik karena tidak menutup kemungkinan, orang lain yang kita anggap rendah tersebut justru hidup mereka lebih memberikan makna bagi orang-orang yang ada disekitar mereka.